Instagram Youtube

Breaking News

Bahasa Indonesia menjadi objek pembelajaran di 45 negara di dunia


Bahasa adalah elemen yang sangat penting dalam berkomunikasi, sebuah negara akan lebih dikenal jika bahasa nasionalnya digunakan oleh bangsa lain di seluruh dunia. Meskipun perubahan citra yang paling efektif terjadi melalui perubahan nyata, peran budaya dan bahasa Indonesia dalam diplomasi sangat krusial. Tingginya minat orang asing dalam mempelajari bahasa dan budaya Indonesia seharusnya disambut dengan positif. Lebih baik lagi jika Indonesia mendirikan Pusat Kebudayaan Indonesia di berbagai negara untuk memperkuat pemahaman bersama dan memperbaiki citra. Andri Hadi, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri, mengungkapkan hal ini dalam pleno Kongres IX yang membahas Bahasa Indonesia sebagai Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional. "Saat ini, ada 45 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan negara lainnya," ujarnya. Sebagai contoh, di Australia, bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat dengan sekitar 500 sekolah yang mengajarkannya. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar di sana ada yang mampu berbahasa Indonesia.

Untuk memajukan diplomasi dan meningkatkan pemahaman orang asing terhadap bahasa Indonesia, menurut Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Kementerian Luar Negeri, perlu diselenggarakan modul-modul bahasa Indonesia di internet agar dapat diakses oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Selain itu, keberadaan Pusat Kebudayaan Indonesia di berbagai negara sangat membantu dan penting. Negara-negara asing gencar membangun pusat-pusat kebudayaan mereka, seperti China yang berhasil membangun lebih dari 100 pusat kebudayaan dalam waktu 2 tahun. Namun, Indonesia mengalami kendala dalam membangun Pusat Kebudayaan baru karena terbatasnya anggaran dan tenaga kerja yang handal.

Dalam sesi pleno sebelumnya, Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Dendy Sugono, membahas tentang Politik Kebahasaan di Indonesia untuk menciptakan generasi Indonesia yang cerdas dan kompetitif di atas dasar peradaban bangsa. Beliau menyatakan bahwa tuntutan dunia kerja di masa depan membutuhkan individu yang cerdas, kreatif, inovatif, dan mampu bersaing baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan keseimbangan dalam penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa asing bagi individu yang ingin bersaing di tingkat global.

Dendy Sugono menggambarkan bahwa kebutuhan manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif harus mencakup aspek lokal seperti kecerdasan spiritual, keterampilan, dan bahasa daerah, serta kebutuhan nasional seperti kecerdasan emosional, kecakapan, dan bahasa Indonesia. Sementara itu, untuk bersaing secara global, diperlukan kecerdasan intelektual, keunggulan, dan kemampuan berbahasa asing.

Dengan demikian, orang Indonesia dapat meraih kemampuan berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia di 45 negara yang disebutkan.

0 Komentar