Instagram Youtube

Breaking News

Mengenal Pengertian, Ilusi, dan Halusinasi


Kita sering mendengar istilah persepsi, ilusi, dan halusinasi dalam ilmu kejiwaan. Persepsi terjadi ketika rangsangan sensorik berinteraksi dengan faktor-faktor pengaruh yang ada di dalam diri seseorang. Proses ini melibatkan faktor biologis, sosial, dan psikologis yang saling mempengaruhi. Hasil dari interaksi ini adalah "gambaran psikis" yang unik dan khas bagi setiap individu.

Ilusi adalah ketika kita merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada, karena interpretasi yang salah dari rangsangan panca indera. Contohnya, seseorang yang merasa bersalah bisa menganggap suara daun bergemerisik sebagai suara yang mengancam. Ilusi sering terjadi saat seseorang merasa takut atau dalam kondisi terpengaruh, entah itu karena racun, infeksi, atau penggunaan narkotika.

Ilusi bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perasaan). Sementara halusinasi adalah ketika kita merasakan sesuatu tanpa ada rangsangan dari panca indera. Dengan kata lain, halusinasi adalah persepsi tanpa adanya obyek yang sebenarnya.

Halusinasi merupakan gejala serius dari gangguan kejiwaan. Seseorang dapat mendengar suara tanpa ada sumber suara yang jelas atau melihat sesuatu tanpa stimulus visual yang nyata. Halusinasi sering terjadi pada penderita Schizophrenia dan orang yang menggunakan narkoba. Namun, halusinasi juga dapat dialami oleh orang normal, seperti halusinasi hypnagogik yang terjadi saat tidur dan bangun.

Ada berbagai bentuk halusinasi, termasuk halusinasi akustik yang melibatkan pendengaran. Akoasma adalah suara-suara yang kacau dan sulit dibedakan, sementara Phonema adalah suara-suara yang jelas dan terdengar seperti ucapan manusia, sehingga penderita mendengar kata-kata atau kalimat tertentu.

Penderita mengalami halusinasi visual ketika mereka melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi ini seringkali menimbulkan rasa takut yang mendalam pada penderita. Halusinasi olfaktorik membuat penderita mencium bau yang sebenarnya tidak ada, seringkali memberikan gambaran dari perasaan bersalah yang dirasakan oleh penderita. Halusinasi gustatorik jarang terjadi secara murni, namun seringkali terjadi bersamaan dengan halusinasi olfaktorik. Halusinasi taktil seringkali dialami oleh para pencandu narkotika dan obat terlarang.

Halusinasi haptik adalah ketika seseorang merasakan sentuhan fisik dengan orang atau benda lain, meskipun sebenarnya tidak ada sentuhan tersebut. Biasanya halusinasi ini berkaitan dengan hal yang berbau seksual dan seringkali dialami oleh pengguna narkoba.

Sementara itu, halusinasi kinestetik terjadi ketika seseorang merasa anggota tubuhnya bergerak tanpa kendali, berubah bentuk, atau terlepas dari tubuhnya. Biasanya halusinasi ini muncul pada penderita Schizophrenia dan pengguna narkoba.

Adapun halusinasi autoskopi adalah ketika seseorang melihat dirinya sendiri berdiri di depannya. Ini adalah gejala yang sering dialami oleh penderita Schizophrenia.

Penderita Schizophrenia seharusnya disayangi dan dipahami atas penderitaan yang mereka alami. Namun, mengapa banyak orang memilih untuk mengorbankan kehidupan mereka dengan menggunakan narkoba dan menghadapi berbagai gangguan jiwa yang serius?

Tidak ada yang tahu alasannya

0 Komentar